
Tehran/Jerusalem, 21 Juni 2025 Ketegangan antara Iran dan Israel telah mencapai titik kritis dalam beberapa pekan terakhir. Serangan balasan beruntun dari kedua negara tidak hanya menghancurkan infrastruktur strategis, tetapi juga mengancam stabilitas global. BK Newstar merangkum situasi terbaru dari medan konflik dan panggung diplomasi internasional.
Serangan Udara Israel Tewaskan Komandan Senior IRGC
Israel meluncurkan serangan presisi ke wilayah Isfahan dan sekitarnya, menewaskan dua tokoh penting Garda Revolusi Iran (IRGC), yakni Saeed Izadi, yang dikenal sebagai arsitek hubungan Iran dengan kelompok Hamas, dan Benham Shahriyari, kepala logistik pengiriman senjata ke milisi proksi di Lebanon dan Yaman.
Serangan tersebut juga menghancurkan bagian dari fasilitas nuklir Iran di Natanz, yang disebut-sebut sedang memperkaya uranium hingga level senjata.
Iran Balas dengan Rudal dan Drone
Iran merespons dengan meluncurkan lebih dari 450 rudal dan 1.000 drone , menghantam beberapa titik di Israel selatan. Serangan ini mengakibatkan 24 korban jiwa di Israel dan kerusakan besar pada infrastruktur sipil, termasuk Soroka Medical Center di Beersheba.
Pemerintah Iran menyebut serangan itu sebagai “tindakan pembalasan sah atas agresi Zionis terhadap wilayah kedaulatan kami.”
Ancaman Nuklir dan Keterlibatan Amerika
Direktur Intelijen AS menyatakan bahwa Iran kini berada dalam posisi untuk memproduksi senjata nuklir dalam hitungan minggu atau bulan, jika programnya tidak dihentikan. Menanggapi itu, AS telah mengerahkan B-2 Stealth Bomber ke kawasan Samudra Hindia sebagai langkah preventif jika konflik meluas.
Gedung Putih sejauh ini menyatakan dukungan moral kepada Israel, namun masih menahan diri dari intervensi militer langsung.
Pemadaman Internet dan Kepanikan Sipil
Iran memutuskan pemadaman internet nasional sejak 17 Juni, yang memicu kekacauan di berbagai kota. Warga Tehran dilaporkan berbondong-bondong menuju kawasan pegunungan utara untuk mencari perlindungan dari kemungkinan serangan lebih lanjut.
Upaya Diplomatik Masih Buntu
Perundingan di Jenewa yang melibatkan Iran, AS, dan beberapa negara Eropa, gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata. Iran menolak syarat gencatan tanpa jaminan berakhirnya serangan Israel.
Sementara itu, PM Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel tidak akan berhenti “hingga ancaman nuklir Iran dihapus secara permanen.”
Dampak Ekonomi Global
Harga minyak dunia naik tajam, mencapai $128 per barel, sementara pasar saham Asia dan Eropa berfluktuasi hebat. Para analis memperkirakan bahwa konflik ini akan memperburuk ketidakstabilan global jika tidak segera ditangani melalui jalur diplomasi.
Konflik Iran-Israel saat ini bukan hanya pertarungan dua negara, melainkan ancaman nyata bagi keamanan regional dan global. Dengan korban jiwa yang terus bertambah, serangan terhadap infrastruktur sipil, dan bayang-bayang senjata nuklir, dunia berada di persimpangan antara perang total dan perdamaian rapuh.